Silahkan mengunjungi Pelayanan Statistik Terpadu BPS Kabupaten Tolitoli pukul 08.30 s/d 15.30 (setiap hari kerja) di Jl. Magamu No.111, Kel. Tuweley, Kec. Baolan, Tolitoli, Sulawesi Tengah.
Saat ini Publikasi Kabupaten Tolitoli Dalam Angka 2024 sudah tersedia dan dapat diakses di sini
Profil Kemiskinan di Sulawesi Tengah September 2016
Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi Tengah selama periode 2012 – 2016 cenderung mengalami penurunan, meskipun di akhir-akhir periode mengalami fluktuasi. Tahun 2012 pada bulan September jumlah penduduk miskin sebanyak 410,98 ribu jiwa (14,94 persen), bulan Maret 2013 sebanyak 406,97 ribu jiwa (14,67 persen), bulan September 2013 sebanyak 400,41 ribu jiwa (14,32 persen), bulan Maret 2014 sebanyak 392,65 ribu jiwa (13,93 persen), bulan September 2014 sebanyak 387,06 ribu jiwa (13,61 persen), bulan Maret 2015 sebanyak 421,63 ribu jiwa (14,66 persen), bulan September 2015 sebanyak 406,34 ribu jiwa (14,07 persen), bulan Maret 2016 sebanyak 420,52 ribu jiwa (14,45 persen), dan bulan September 2016 sebanyak 413,15 ribu jiwa (14,09 persen).
Dibandingkan keadaan Maret 2016, tingkat kemiskinan di Sulawesi Tengah turun sebanyak 7,37 ribu jiwa atau turun 0,36 persen point. Selama periode Maret 2016 – September 2016, penduduk miskin di daerah perkotaan bertambah sekitar 0,45 ribu jiwa, sedangkan di daerah perdesaan berkurang sekitar 7,82 ribu jiwa.
Periode Maret 2016 – September 2016, Garis Kemiskinan naik sebesar 1,89 persen, yaitu dari Rp. 375.659,- per kapita per bulan pada Maret 2016 menjadi Rp. 382.775,- per kapita per bulan pada September 2016.
Periode Maret 2016 – September 2016, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) menunjukkan penurunan dari 2,72 menjadi 2,28. Hal tersebut mengindikasikan rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan semakin mengecil, artinya rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan atau ke arah yang lebih baik.
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga menunjukkan penurunan dari 0,73 pada periode Maret 2016 menjadi 0,56 pada periode September 2016. Hal tersebut menunjukkan ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin semakin mengecil.